Mitos menurut Ati Harmoni (1992:5) Pada awal prasejarah kemampuan manusia masih
terbatas, baik keterbatasan pada peralatan maupun keterbatasan pemikiran.
Keterbatasan peralatan menyebabkan pengamatan menjadi kurang seksama, dan cara
berpikir yang sederhana menyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan
kesimpulan yang kurang tepat. Dengan demikian pengetahuan yang terkumpul belum
dapat memberikan kepuasan terhadap rasa ingin tahu manusia, dan masih jauh dari
kebenaran.
Untuk menjawab keingintahuan tentang alam, manusia menciptakan mitos. Mitos
merupakan cerita yang dibuat-buat atau dongeng yang pada umumnya menyangkut
tokoh kuno, seperti dewa atau manusia perkasa, yang ada kaitannya dengan apa
yang terdapat di alam.
Mitos
pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas
binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan
sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari Indonesia dan ada juga
yang berasal dari luar negeri.
Contoh:
“Apakah pelangi itu?”, karena tak dapat dijawab, manusia mereka-reka jawaban
bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu
bidadari. Contoh lain: “Mengapa gunung meletus?”, karena tak tahu jawabannya,
manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban: “Yang berkuasa dari gunung itu
sedang marah”. Dengan menggunakan jalan pemikiran yang sama muncullah anggapan
adanya “Yang kuasa” di dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar,
matahari, bulan, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana
bulan.
Secara
garis besar dapat dibedakan 3 macam mitos, yaitu mitos sebenarnya,
cerita rakyar, dan legenda.
Legenda
(bahasa Latin: legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang
mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu,
legenda sering kali dianggap sebagai “sejarah” kolektif (folk history).
Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami
distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya.
Contohnya:
·Tangkuban perahu
yang berlokasi di kota Bandung, sebagai hasil perwujudan kemarahan sangkuriang
yang telah gagal dalam mewujudkan pinta calon pinangannya yang merupakan ibu
kandungnya sendiri.
·Sangkuriang
·La Madukelleng
·William Tell
·Lutung Kasarung
Cerita
rakyat adalah sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki
Bangsa Indonesia. Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu
kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh
yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang,
manusia maupun dewa. Fungsi Cerita rakyat selain sebagai hiburan juga bisa
dijadikan suri tauladan terutama cerita rakyat yang mengandung pesan-pesan
pendidikan moral.
Contohnya :
·Malin Kundang
·Si Pitung
·Timun Mas.
Penalaran dan Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Ati Harmoni (1992:5) Kegiatan untuk memperoleh atau menemukan
pengetahuan yang benar disebut berpikir,sedagkan proses berpikir
dalam menarik kesimpulan yang benar disebut penalaran.Pengetahuan
yang diperoleh tidak berdasarkan penalaran digolongkan pada pengetahuan yang
non ilmiah atau bukan ilmu pengetahuan.
Terdapat beberapa cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang tidak
berdasarkan penalaran,yaitu:
1.Prasangka, pengambilan kesimpulan
berdasarkan perasaan
2.Intuisi, kegiatan berpikir yang
tidak analitis, tidak berdasarkan pola berpikir tertentu. Pandangan batiniah
yang serta merta tembus mengenai suatu peristiwa atau kebenaran, tanpa
penurutan pikiran.
3.Coba-ralat atau trial and
error, suatu cara untuk memperoleh pengetahuan secara coba-coba atau
untung-untungan.
Syarat ilmu pengetahuan
Menurut Ati Harmoni
(1992:6) Tidak semua pengetahuan disebut ilmu, sebab ilmu merupakan pengetahuan
yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat
yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu atau ilmiah,
adalah:
Obyektif, artinya pengetahuan
itu sesuai dengan objeknya, atau didukung metodik fakta empiris
Sistematik, artinya pengetahuan
ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang
lain saling berkaitan, saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu
kesatuan yang utuh.
Berlaku
umum/universal, artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati
oleh seseorang atau beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara
eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Bagaimana Manusia Mudah Menerima
Mitos?
Dalam
mitos sebenarnya manusia berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan
imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat karena
kurangnya pengetahuan, sehingga orang mengkaitkannya dengan seorang tokoh atau
dewa. Mitos yang merupakan cerita rakyat adalah usaha manusia mengisahkan
peristiwa penting yang menyangkut kehidupan masyarakat, biasanya juga
disampaikan dari mulut ke mulut sehingga sulit diperiksa keberadaannya.Dalam
mitos sebagai legenda, dikemukakan tentang seorang tokoh yang dikaitkan dengan
terjadinya suatu daerah. Pada masa prasejarah tersebut, mitos dapat diterima
dan dipercaya kebenarannya karena:
1. Keterbatasan
pengetahuyan yang disebabkan karena keterbatasan pengindraan, baik langsung
maupun dengan alat.
2. Keterbatasan penalaran
manusia pada saat itu.
3. Hasrat ingin tahunya
terpenuhi.
Karena kemampuan berfikir manusia makin maju
dan disertai pula dengan perlengkapan pengamatan yang makin baik, mitos dengan
berbagai legendanya mulai ditinggalkan. Orang mulai menggunakan akal sehat
serta rasionya untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang alam
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna dalam persaingan hidup di muka bumi ini. Meski banyak keterbatasan fisik, seperti diantaranya : ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca indera. Keberhasilan tersebut disebabkan karena manusia memiliki akal yang lebih baik daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan manusia lebih mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Karna itu alam pikir manusia dapat berkembang dengan kemampuan berfikir dan bernalar manusia, akal serta nuraninya yang memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik lagi dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan yang terkumpul dan semakin maju menyebabkan rasa ingin tahu manusia semakin berkembang. Rasa ingin tahu pada manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka dapat berkembang setiap hari, mereka mengamati benda-benda dan peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya. Manusia tidak akan pernah merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai apa yang diamatinya, rasa ingin tahu semacam itu yang tidak dimiliki oleh hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya. Rasa ingin tahu yang terdapat pada manusia ini yang menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang.
Dan dengan sifat keingintahuan manusia yang besar, manusia selalu berusaha mencari keterangan tentang fenomena alam dan pengetahuan-pengetahuan yang sangat banyak, mungkin karena itu lah secara tidak langsung alam pikiran manusia dapat berkembang. Dan mungkin karena teknologi juga yang semakin berkembang sesuai zamannya, sehingga sejalan dengan cara berfikir manusia yang memudahkan manusia untuk mencari informasi dan ilmu pengetahuan yang sangat banyak, sehingga membuat alam pikir manusia semakin berkembang dan berkembang lagi.
Manusia secara terus menerus selalu mengembangkan pengetahuan. Mereka mengembangkan pengetahuan tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan yang menyangkut kelangsungan hidupnya saja. Mereka juga berusaha untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.Perkembangan pengetahuan pada manusia juga didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu tidak puas dan sifat yang lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti atau memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Dengan demikian, Akumulasi pengetahuan akan berlangsung lebih cepat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bagaimana alam pikiran manusia dapat berkembang karena dengan kemampuan manusia untuk berfikir dan bernalar serta sifat keingintahuan manusia yang sangat besar.
Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip.
Manusia adalah Makhluk yang bersifat unik.
Ciri - ciri manusia :
Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya
Mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, (ada yang masuk dan keluar)
Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar
Memiliki potensi untuk berkembang biak
Tumbuh dan bergerak
Berinteraksi dengan lingkungannnya
Sampai pada saatnya mengalami kematian
Karena sifatnya yang selalu ingin tahu dan ingin beradaptasi pada lingkungannya, maka timbul rasa ingin tahu. Itulah yang menjadi alasan manusia mengembangkan pola fikirnya dan mengasah intelejen nya untuk lebih mengetahui isi dan situasi dari suatu lingkungan yang dianggapnya menarik dan menguntungkan untuk diteliti.
Menurut Maskoeri Jasin dalam bukunya yang berjudul Ilmu Alamiah Dasar yang diterbitkan PT Raja Grafindo Persada, beliau menyatakan bahwa “Ilmu Alamiah merupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis artinya kegiatan manusia yang tiada hentinya dari hasil percobaan akan menghasilkan konsep, selanjutnya dari konsep itu mendorong melakukan percobaan berikutnya dan seterusnya”.
Beliau pun menyatakan pula dalam buku yang sama bahwa “Ilmu Alamiah merupakan Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala – gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini. Sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) hanya mengkaji konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar yang esensial saja”
Sedangkan menurut H. W. Fowler dalam bukunya “Sience” In Education, Ilmu Alamiah atau biasa disebut IPA yaitu ilmu yang sistimatis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.
Selanjutnya H. ABAU AHMADI dan A. SUPATMO dalam buku SAP Ilmu Alamiah Dasar, menyatakan Ilmu Alamiah atau sering disebut IPA yaitu suatu pengetahuan teori yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas- khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. IPA yaitu ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya.
Dari beberapa pernyataan dari para ahli diatas, timbul beberapa perbedaan dalam definisi tersebut yang menimbulkan tanda tanya tentang defnisi dari Ilmu Alamiah Dasar tersebut.
Selanjut nya akan mencoba menguraikan masing-masing definisi, membandingkan dan menarik kesimpulan tentang definisi Ilmu Alamiah Dasar pada halaman isi.
ISI
Definisi menurut Maskoeri Jasin jika dijabarkan definisi tersebut menjelaskan bahwa Ilmu Alamiah adalah kegiatan untuk mengkaji dan mencari penemuan atau percobaan tentang keadaan alam dan gejala - gejala di muka bumi dan alam semesta yang nantinya bisa menghasilkan suatu konsep dan prinsip, yang dapat mendorong manusia untuk melakukan kegiatan tersebut berulang-ulang, dan Ilmu Alamiah Dasar pun terbentuk untuk mengkaji konsep - konsep dasar dan prinsip-prinsip dari Ilmu Alamiah tersebut.
Penjelasan dari Maskoeri Jasin cukup menjelaskan inti dari Ilmu Alamiah, namun beliau kurang memperhatikan step-step dalam mengkaji Ilmu Alamiah.
Sedangkan H. W. Fowler berpendapat bahwa Ilmu Alamiah atau biasa disebut IPA yaitu ilmu yang sistimatis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi, yang berarti bahwa Ilmu Alamiah perlu dikaji pula dengan cara sistematis, atau dengan cara ilmu pasti, sehingga dapat menyimpulkan suatu konsep secara sistematis, dan terperinci.
Selanjutnya H. ABAU AHMADI dan A. SUPATMO menyatakan Ilmu Alamiah atau sering disebut IPA yaitu suatu pengetahuan teori yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas- khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Ilmu Alamiah Dasar yaitu ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, yang berarti bahwa Ilmu Alamiah Dasar adalah hasil teori yang disusun secara benar-benar terperinci, yaitu :
Observasi eksperimentasi yaitu peninjauan suatu kajian yang menjadi cikal bakal suatu konsep Ilmu Alamiah Dasar.
Penyusunan Teori yaitu langkah dimana semua hasil observasi disaring dan disusun secara sistematis untuk mendapatkan suatu kosep Ilmu Alamiah Dasar.
Eksperimentasi yaitu langkah percobaan atau uji coba suatu konsep untuk mendapatkan bukti sistematis tentang konsep Ilmu Alamiah Dasar.
Kembali mengobservasi langsung untuk mendapat kepastian dalam konsep yang dibuat.
Dari penjabaran definisi diatas saya(penulis) melihat perbedaan dalam masing-masing definisi, namun masing-masing definisi tersebut bila digabungkan akan terbentuk suatu definisi baru yang bisa lebih menjelaskan secara detail tentang arti Ilmu Alamiah Dasar tersebut.
Jadi Ilmu Alamiah Dasar adalah kegiatan atau upaya manusia untuk mengkaji dan mempelajari atau memperoleh pengetahuan tentang alam semesta dan gejala-gejala yang ditimbulkan alam semesta dengan cara dan langkah-langkah yang sistematis dan terperinci sehingga bisa dibuktikan kebenarannya.
Ilmu Alamiah Dasar adalah suatu kajian ilmu pasti yang benar-benar bisa di uji kebenarannya, karena dalam proses pengkajiannya terjadi beberapa langkah-langkah efektif yang memang terbukti bisa mendapatkan informasi yang valid tentang suatu keadaan alam semesta yang dilakukan oleh manusia atas dasar sifat dan ciri manusia yang memiliki kecerdasan dan keinginan untuk mengenal dan beradaptasi pada lingkungannya.
Definisi diatas membuktikan bahwa hubungan manusia dengan alam semesta ini sangat erat dan saling berkesinambungan, manusia mengkaji alam untuk kebutuhannya, dan alam pun membutuhkan manusia untuk di kaji agar bisa dilestarikan dan di rawat oleh manusia, dan itulah sirkulasi alam yang terjadi di alam semesta. Itu semua terkaji secara alami, atas dasar rasa saling membutuhkan antara manusia dengan alam.
KESIMPULAN
Dari beberapa uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) tidak hanya mengkaji gejala – gejala alam yang terjadi namun ia juga mengkaji proses – proses alami yang ada di alam termasuk dalam diri manusia sebagai bagian dari alam semesta. Jadi Ilmu Alamiah Dasar adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar yang esensial terhadap gejala – gejala alam termasuk manusia itu sendiri sebagai bagian dari alam dan segala yang ada di bumi ini.
Ilmu Alamiah Dasar adalah kegiatan atau upaya manusia untuk mengkaji dan mempelajari atau memperoleh pengetahuan tentang alam semesta dan gejala-gejala yang ditimbulkan alam semesta dengan cara dan langkah-langkah yang sistematis dan terperinci sehingga bisa dibuktikan kebenarannya.
Ilmu Alamiah Dasar adalah suatu kajian ilmu pasti yang benar-benar bisa di uji kebenarannya, karena dalam proses pengkajiannya terjadi beberapa langkah-langkah efektif yang memang terbukti bisa mendapatkan informasi yang valid tentang suatu keadaan alam semesta yang dilakukan oleh manusia atas dasar sifat dan ciri manusia yang memiliki kecerdasan dan keinginan untuk mengenal dan beradaptasi pada lingkungannya.
REFERENSI
Maskoeri Jasin dalam bukunya yang berjudul Ilmu Alamiah Dasar yang diterbitkan PT Raja Grafindo Persada
H. W. Fowler dalam bukunya “Sience” In Education
H. ABAU AHMADI dan A. SUPATMO dalam buku SAP Ilmu Alamiah Dasar
Rasanya baru kemarin ganti seragam dari putih-dongker jadi putih-abu-abu. Bisa pulang sekolah cepet, trus lanjut pergi jalan-jalan bareng temen atau main game sampe malam. Tapi sekarang, beban belajar buat anak kelas 12 rasanya meningkat berkali-kali lipat. Ada buanyak bangeet PR buat anak kelas 12 sekarang ini. Mulai dari tugas sekolah, ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian praktik, ujian sekolah, ujian nasional, sampe seleksi masuk universitas yang banyak macemnya. Super padat!
Para siswa kelas 12 udah harus tobat fokus menghadapi akhir dari masa belajar mereka di jenjang SMA/SMK. Dari yang tadinya masih cuek, nyantai, atau sibuk ngomongin vlogger,, sekarang topik pembicaraan di kelas jadi lebih “berat”:
Andra : “Gue ntar bakal masuk Akpol. Disuruh nerusin jejak bapak jadi polisi.”
Budi : “Gue mau coba nerusin ke IT deh. Kayaknya lagi ngetren banget sekarang.”
Cintya : “Gue jago di Biologi sih. Mungkin gue lanjut ke Kedokteran aja kali ya?!”
A, B, C : “Kalo lo mau nerusin ke mana, Don?”
Dono : “Mmhh…”
Siapa yang ngerasa nasibnya persis banget kayak Dono? Hayo ngakuu..
Yak, selain belajar, ada lagi satu PR yang ga kalah penting buat dipikirin, yaitu mau lanjut ke mana nanti kelar SMA/SMK. Ketika beberapa teman sudah memiliki rencana yang jelas atau sedikit bayangan tentang masa depan mereka, gue yakin ada banyak anak kelas 12 atau bahkan Alumni SMA/SMK di luar sana yang masih nge-blank soal masa depannya. Kayaknya baru pertama kali dalam hidup, lo diminta untuk mikirin sendiri secara serius arah hidup lo ke depannya. Sebelum-sebelumnya mah, life was easy as going with the flow. Dari masuk TK, SD, SMP, sampe SMA, tinggal didaftarin dan nurut aja apa kata mama papa. Tapi kali ini, berbeda. Lo bakal dihujani pertanyaan-pertanyaan yang bikin galau berhari-hari.
"Mau masuk perguruan tinggi negeri atau swasta? Atau perguruan tinggi kedinasan? Atau ke luar negeri aja sekalian? Minat gue apa sih? Bakat gue di mana? Ntar gue kerja mau jadi apa? Apa ngikut aja kata ortu lagi?"
Cerita sedikit, gue punya sahabat deket. Dari kecil, doi udah suka banget dengan dunia fotografi. Masuk SMP, doi udah bisa hasilin duit lewat foto. Masuk kuliah, doi belajar fotografi. Sampe sekarang, di dunia kerja, doi udah sampe ke level Fotografer Senior profesional. Bahkan doi pernah bilang, “Gue mau motret sampe gue mati!!” Gile ga tuh? Nih orang "beruntung" banget ya bisa tau apa yang mau dia jalani di hidupnya dari kecil. Iri ga sih lo dengan orang-orang yang kayaknya udah jelas banget arah hidupnya. Seolah-olah dia ini udah mantep banget sama pilihan hidupnya dan ga pernah sedikit pun mereka meragukan jalur yang dipilih.
Ahh.. seandainya aja ada cara mudah untuk mengetahui potensi bakat dan minat kita. Seandainya aja ada cara cepat yang bisa memberi jawaban atas kegalauan kita dalam waktu yang mepet ini.
Nah, di saat-saat yang membingungkan ini, orang tua, guru, dan pihak sekolah mencoba mencarikan medium/alat yang dapat membantu para siswanya menentukan pilihan jurusan kuliah. Dari berbagai jenis medium/alat yang masuk ke sekolah, gue melihat ada satu alat bantu yang lumayan populer, yaitu Tes Analisis Bakat Sidik Jari (Fingerprint Analysis).
Beberapa tahun belakangan, penyedia jasa Tes Analisis Bakat Sidik Jari lumayan sering bekerja sama dengan berbagai sekolah untuk mengadakan tes sidik jari massal. Buat yang belum familiar dengan tes ini, gue coba jelasin secara singkat ya.
Tes Analisis Bakat Sidik Jari adalah metode yang (katanya) dapat menganalisis bakat, kecerdasan, gaya belajar, hingga karakter seseorang hanya dengan melakukan scanning sidik jari. Karena sidik jari setiap manusia berbeda dan bersifat permanen, seharusnya sidik jari bisa menjadi “jembatan” untuk memetakan fungsi otak dan mengungkap segala “rahasia” kepribadian seseorang. Biaya dari tes ini konon mencapai ratusan ribu rupiah.
Berikut contoh laporan hasil Tes Analisis Bakat Sidik Jari:
Dengan proses yang lumayan cepet dan biaya yang relatif terjangkau, kita bisa tau segala-galanya tentang diri kita. Kalo hasilnya bilang kita introvert, kita ga perlu repot belajar terbuka pada orang lain, karena itulah takdir kita. Kalo hasilnya bilang kita memiliki potensi sebagai pekerja outdoor, kita ga perlu menyia-nyiakan waktu kuliah dan mencari kerjaan kantoran karena di outdoor-lah potensi kita yang digariskan sejak lahir. Orang tua kita juga bakal kebantu banget. Seorang ibu yang sudah mengetahui seluruh “rahasia” kepribadian anaknya melalui tes sidik jari, tinggal ongkang-ongkang kaki karena dia hanya perlu mengatur anaknya sesuai dengan petunjuk hasil tes analisis sidik jari, dan anaknya akan menjadi orang yang pandai, jujur, kreatif, berbakti pada orang tua, beriman, bertakwa, saleh/salehah.
Wiihh.. canggih juga ya. Udah kayak karakter game aja, bisa tau stats atau skill level-nya gitu.
What a revelation. This could change the world. It’s too good to be true!
Oh Wait..
Bentar bentar guys.. Biasanya ya, sesuatu yang “too good to be true” itu rada sulit dipercaya dan butuh pemeriksaan lebih lanjut. Seharusnya lo bisa kritis di sini, karena ini menyangkut masa depan lo beberapa tahun ke depan. Kalo pun sesuatu yang “too good to be true” itu beneran valid, ga ada salahnya kita periksa lebih dalam biar kita semakin yakin akan kebenarannya. Nah, pada artikel ini, gue ingin mengajak lo semua untuk menelusuri dan memeriksa apakah benar Tes Analisis Bakat Sidik Jari (Fingerprint Analysis) itu valid? Apakah benar sidik jari bisa memetakan kecerdasan seseorang?
Kuy kita bahas bareng.
Kejanggalan Logika pada Tes Analisis Bakat Sidik Jari
Oke, sebelum kita masuk ke pembahasan teknis, coba kita bahas pake common sense aja dulu. Misalnya, lo baru denger pertama kali tentang Tes Analisis Bakat Sidik Jari. Tanpa mengetahui pengetahuan teknis mengenai mekanisme tes ini, sebenernya ada kejanggalan logika (logical flaw) di konsep tes itu sendiri. Ada yang ngeh? Coba lo pikir dulu.
Kita ambil contoh kasus deh:
Di tahun 2016, Dono mengikuti Tes Analisis Bakat Sidik Jari. Hasilnya, laporan menunjukkan kalo skor Music Dono cuma 10,84%. Dono emang buta nada dan ga bisa main alat musik sama sekali.
Dono pun berambisi untuk meningkatkan kemampuan bermusiknya. Selama setahun penuh, dia mengikuti sekolah musik terkenal dengan biaya jutaan rupiah. Karena ketekunannya, Dono berhasil menyelenggarakan konser akhir tahun ajaran dengan lancar dan berhasil “naik kelas” di sekolah musik tersebut.
Ketika Dono ingin membuktikan bahwa kemampuan musiknya telah meningkat, dia berniat ikut Tes Analisis Bakat Sidik Jari lagi.
Kira-kira gimana hasil analisis sidik jari Dono di tahun 2017?
Secara logis, kita bisa menganalisis bahwa bakat dan minat seseorang dapat berkembang seiring pengaruh peristiwa, arahan orang tua, pergaulan, dan latihan yang tekun. Di sisi lain, sidik jari adalah suatu hal yang tidak akan berubah dari kita lahir, dewasa, hingga meninggal. Sebuah laporan yang tadinya kita lihat sebagai informasi berharga tentang arah masa depan yang tepat buat kita, malah menjadi “kutukan” buat diri kita sendiri. Kemampuan kita sudah “dipatri” lewat angka-angka yang ada di laporan tersebut.
“Oh enggak gitu dong, fan. Justru dari hasil analisis sidik jari tersebut, kita jadi tahu level kemampuan kita sekarang sebagai acuan dan bisa kita improve terus”
Nah, di sini juga letak kekeliruan logikanya. Kalo kita bisa meng-improve kemampuan kita, gimana caranya tes analisis sidik jari membaca improvement tersebut? Bukannya sidik jari bakal terus sama? Kalo hasil analisis sidik jarinya menunjukkan skor sama, ini melanggar common sense dan fakta kalo bakat itu bisa berkembang. Kalo analisis sidik jarinya menunjukkan skor yang berbeda, ini melanggar prinsip sidik jari itu sendiri yang seharusnya permanen seumur hidup. See the flaw?
Menguak Tes Analisis Bakat Sidik Jari lebih dalam
Oke, mungkin beberapa dari lo kurang puas kalo ngebahas pake common sense doang. And that’s good. Karena kadang emang common sense itu ga sesuai dengan pengetahuan teknis dan data penelitian yang ada. So, coba sekarang kita masuk ke bagian teknisnya deh. Tes Analisis Bakat Sidik Jari adalah sebuah metode yang katanya bisa mengetahui potensi seseorang yang mencakup 9 kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence), gaya belajar, gaya bekerja, karakter bawaan dan lain sebagainya. Metode ini mengklaim dirinya berdasarkan ilmu Dermatoglyphic yang ilmiah.
1. Tes Analisis Bakat Sidik Jari berbasis pada konsep “Multiple Intelligence”
Ngomongin kecerdasan (intelligence), sebelumnya Faisal udah pernah jelasin panjang lebar di artikel ini:
Gue saranin banget lo baca artikel di atas. Pada intinya, sampe sekarang, para ahli belum sepakat mengenai definisi kecerdasan, alat ukur yang pas untuk mengukur kecerdasan, dan apa arti dari skor kecerdasan seseorang. Multiple intelligence (kecerdasan majemuk/berganda) sendiri dicetuskan oleh Howard Gardner di tahun 1983. Menurut Gardner, kecerdasan manusia bukan merupakan sebuah konsep tunggal atau bersifat umum, melainkan merupakan beberapa set kemampuan spesifik. Semuanya merupakan perwujudan fungsi dari bagian-bagian otak yang terpisah.
Walaupun cukup populer, nyatanya konsep yang diajukan Gardner ini menuai banyak kritik karena kurangnya bukti empiris: tidak ada bukti efektivitas, tidak ada bukti neurologis, tidak ada alat ukur, dan ambigu dalam definisi. Artinya, konsep multiple intelligence tidak ilmiah, tetapi hanya pseudosains (sains semu).
2. Tes Analisis Bakat Sidik Jari menggunakan dikotomi “otak kiri vs otak kanan”
Di artikel zenius sebelumnya, Pras udah panjang lebar membahas bahwa konsep pembagian otak kiri vs otak kanan mempengaruhi gaya belajar itu cuma mitos!
Dikotomi otak kanan-kiri lahir dari salah tafsir sebuah eksperimen sains terhadap otak (split brain experiment) di tahun 1960an. Walaupun memang ada pembagian kerja di masing-masing bagian otak, faktanya, otak kanan dan kiri kita tidak pernah terisolasi satu sama lain dan selalu bekerja sama ketika melakukan suatu kegiatan apapun. Artinya, otak bagian kanan dan kiri kita sama-sama dibutuhkan untuk proses berpikir logis maupun berpikir kreatif.
3. Tes Analisis Bakat Sidik Jari: “Masing-masing sidik jari berhubungan dengan lobus otak yang berbeda-beda”
Kalo ditanya apakah sidik jari terhubung dengan otak, ya pasti lah. Semua bagian di tubuh kita juga pasti terhubung dengan otak, secara otak adalah pusat kontrol diri ini. Tapi, sidik jari terhubung dengan bagian/fungsi otak yang mana nih?
Coba ingat-ingat lagi deh pelajaran Biologi kelas 11 SMA tentang Sistem Koordinasi (Saraf). Sebagai bagian dari kulit, sidik jari berfungsi sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang menerima rangsangan (peraba/sensor) dari lingkungan. Oleh karenanya, sidik jari terhubung dengan saraf-saraf sensorik yang berujung ke lobus parietal otak. Selain itu, sidik jari adalah bagian dari jari yang merupakan alat gerak (efektor). Oleh karenanya, sidik jari juga terhubung dengan saraf-saraf motorik yang juga berasal dari lobus parietal otak.
Di sisi lain, Tes Analisis Bakat Sidik Jari menggunakan konsep finger-brain lobe connection yang menyatakan bahwa masing-masing sidik jari terhubung dengan lobus otak yang berbeda-beda:
Sayangnya, konsep ini lagi-lagi cuma pseudosains. Menggunakan pemahaman level SMA aja kita tahu bahwa semua jari kita terhubung dan dikendalikan oleh lobus frontal dan parietal otak, tanpa terkecuali! Namun, Tes Analisis Bakat Sidik Jari mengatakan hanya jari tengah yang berasosiasi dengan lobus parietal. Jadi ini berarti hanya jari tengah yang dapat merasakan panas kalau kita menyentuh bara api. Gimana kalo kita menyentuh bara api itu dengan jari telunjuk? Apakah jari telunjuk kita ga bisa merasakan panas? Kan kalo menurut Tes Analisis Bakat Sidik Jari, jari telunjuk ga terhubung ke lobus parietal. Terus, apa cuma jari tengah aja yang bisa bergerak? Jari lain ga bisa bergerak, gitu? Absurd ga sih?
4. Tes Analisis Bakat Sidik Jari: “Analisis sidik jari bisa membaca kecerdasan seseorang”
Orang bisa aja mengklaim atau ngaku-ngaku apapun yang dia mau. Untuk bisa percaya dengan apa kata orang, kita perlu bukti. Gimana caranya mencari bukti yang bisa dipercaya? Sebaiknya sih, kita melakukan eksperimen/penelitian yang terkontrol. Masalahnya, ga semua orang punya kapasitas untuk melakukan penelitian. Solusinya, kita bisa cari tau apakah ada orang lain yang lebih kompeten (baca: ilmuwan) yang udah pernah melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan kita. Para ilmuwan enggak asosial dengan dunianya sendiri. Mereka banyak mempublikasikan penelitian mereka (dalam bentuk buku, jurnal, pemberitaan, dsb.) untuk kepentingan khalayak. Kita bisa mulai cari di Google.
Kita punya pertanyaan:
"Apakah benar sidik jari bisa memetakan kecerdasan seseorang?"
Setelah mencari ke sana-sini, gue menemukan beberapa penelitian yang menyinggung sidik jari dan kecerdasan. Penelitian ini menunjukkan bahwa keterbelakangan mental bisa dideteksi dari karakteristik sidik jari. Ingat, fokus penelitian ini adalah pada anak dengan keterbelakangan mental. Bukan anak normal seperti sebagian besar dari kalian.
Ada beberapa penelitian yang mencoba mengaitkan sidik jari dengan IQ. Para penelitinya pun ragu dengan hasil temuannya. Dan ingat, di dunia ilmiah, penggunaan IQ untuk mengukur kecerdasan, masih diperdebatkan. Selain itu, Tes Analisis Bakat Sidik Jari yang sedang kita bahas di sini menggunakan parameter Multiple Intelligence, bukan IQ.
Akhirnya gue nemu satu-satunya penelitian yang yang mendukung hubungan sidik jari dengan multiple intelligence. Tapii.. penelitian ini dipublikasikan di jurnal online yang kayaknya sengaja dibikin sendiri untuk mempublikasikan penelitiannya sendiri, tanpa ada review dari komunitas ilmiah. Hehehe..
Emang mesti hati-hati kalo baca hasil penelitian. Jangan langsung percaya sesuatu mentang-mentang ada link penelitiannya. Kita mesti cek apakah fokus dan metode penelitian tersebut relevan untuk menjawab pertanyaan kita. Apakah ada penelitian lain yang mendukung penelitian tersebut? Apakah penelitian itu sudah di-review oleh sesama rekan ilmuwan? Apakah penelitian tersebut sudah dilakukan berulang-ulang kali untuk berbagai konteks? Sampai di sini bisa kita simpulkan, belum ada satu pun penelitian yang benar-benar ilmiah yang bisa membuktikan hubungan pola sidik jari dengan bakat/kecerdasan seseorang.
5. Tes Analisis Bakat Sidik Jari mendompleng Dermatoglyphic yang benar-benar ilmiah
Perlu gue tegaskan di sini, Dermatoglyphic adalah sains atau ilmu yang benar-benar ilmiah yang mempelajari pola-pola sidik jari dan bentuk tangan. Dalam perkembangannya, ilmu Dermatoglyphic umumnya dipake untuk 2 hal, yaitu untuk:
sistem identifikasi identitasi melalui sidik jari seseorang, seperti sidik jari pada KTP, paspor, login handpohone/laptop, hingga identifikasi sidik jari untuk mengakses masuk suatu ruangan.
mengevaluasi keterbelakangan mental pada anak.
Tidak ada satu referensi resmi dan ilmiah yang menyebutkan kalo Dermatoglyphic bisa digunakan untuk mengevaluasi kecerdasan dan bakat pada anak TANPA keterbelakangan mental (anak normal). Klaim itu cuma datang dari situs-situs yang mempromosikan Tes Analisis Bakat Sidik Jari:
Kalimat pertama, benar adanya. Tapi kalimat terakhir, mana referensinya?
Seperti yang uda kita bahas di atas, emang benar, ada riset yang menunjukkan hubungan antara sidik jari dan kondisi mental seseorang, tapi konteksnya untuk anak keterbelakangan mental. Bukan untuk orang tanpa keterbelakangan mental, seperti gue dan sebagian besar dari kalian yang baca artikel ini.
Kalimat pertama, oke, no problem. Masuk kalimat terakhir, langsung meragukan dan mengundang tanda tanya.
Kalo lo perhatikan pesan-pesan promosi di atas, ada sebuah pola. Pertama, mereka kasih fakta ilmiah yang benar dan lumayan umum diketahui orang. Tapi kemudian mereka menambahkan klaim ngaco yang patut dipertanyakan dan butuh pembuktian lebih lanjut.
Kebayang ga sih, kalo ada orang awam yang ga terlalu melek sains, mendengar pertama kali tentang Tes Analisis Bakat Sidik Jari. Dari awal, mereka mungkin langsung “terpesona” atau overwhelmed dengan berbagai istilah sains yang digunakan. Karena terdengar canggih, mereka jadi “tergoda” untuk percaya. Padahal, kalo lo ngerti dikit aja tentang beberapa konsep sains dasar dan terbiasa berpikir kritis, lo bisa dengan mudahnya menemukan kejanggalan. Pada akhirnya, Tes Analisis Bakat Sidik Jari ini tidak lebih dari sekedar pseudosains. Mau sok-sok ilmiah, padahal cuma omong kosong belaka.
Gimana cara cari jurusan yang tepat?
“Wah fan, lo menghancurkan harapan gue. Tadinya udah seneng aja ada yang bisa kasih jawaban instan. Trus sekarang, gimana dong cara tau jurusan yang tepat buat gue? :(”
Sorry guys. Ga ada yang instan di dunia ini. Semua ada prosesnya. Mencari jurusan yang tepat adalah proses pencarian jati diri. Biasanya orang2 terlalu fokus untuk mencari dan bertanya-tanya ke dalam dirinya. Padahal ada satu bagian yang ga kalah penting dan kadang terlupakan dari proses pencarian jati diri, yaitu mengenal dunia luar.
Mulai deh buka2 berbagai situs resmi universitas di Indonesia. Liat jurusan apa aja yang mereka tawarkan. Coba cari silabus dari suatu jurusan. Pahami mata kuliah yang diajarkan. Coba cari blog tentang pengalaman mahasiswa yang kuliah di jurusan dan kampus tertentu. Coba cari video di Youtube tentang dinamika dunia kerja lulusan suatu jurusan. Banyak2 nanya ke senior.
Kumpulkan juga pengalaman. Coba keluar dari zona nyaman dengan rutinitas yang itu-itu aja. Lo bisa coba belajar bikin vlog. Belajar bikin animasi. Ikut dance class. Coba belajar masak. Coba naik gunung. Coba baca buku yang menantang. Ikut pelatihan, seminar, atau debat. Coba bikin eksperimen fisika/kimia sendiri. Wah masih banyak lagi deh hal seru yang bisa lo coba.
Apakah lo tipe orang yang rela ngerjain apa aja (termasuk yang lo ga suka), yang penting dapat duit banyak? Atau lo lebih pengen mengerjakan sesuatu yang lo suka? Atau lo baru merasa hidup kalau bekerja untuk membantu orang lain?
Go out there, explore the world, and find your own inspiration..!
****
Beberapa minggu lalu, hasil PISA 2015 akhirnya dirilis. PISA adalah penilaian pendidikan internasional yang dilaksanakan oleh OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development). Riset ini membandingkan kemampuan membaca, matematika, dan sains pelajar usia 15 tahun di berbagai negara di dunia. Hasilnya? Indonesia menempati peringkat 69 dari 76 negara yang membuat negara kita bercokol di papan bawah. Dari hasil PISA 2015 ini, kita bisa tau kalo kemampuan dan minat pelajar Indonesia di bidang sains masih rendah. Ini bisa jadi indikator bahwa secara umum masyarakat kita masih belum terlalu melek dengan pentingnya sains.
Memahami sains atau berpikir ilmiah itu bukan semata-mata berguna untuk orang yang mau jadi ilmuwan. Mulai dari membeli bahan kebutuhan sehari-hari macam pasta gigi, mendaur ulang sampah, atau berbicara tentang isu lingkungan, kita terus-terusan dibombardir dengan berbagai klaim ilmiah beserta argumen-argumen kontranya. Kita harus bisa memilah informasi, mana yang bener, mana yang cuma kata-kata manis taktik marketing. Kita juga harus bisa menentukan kelirunya di mana dan mana yang patut dipercaya. Karena pada akhirnya, lebih baik menelan pil pahit kebenaran, daripada tenggelam dalam kebohongan yang manis.