1. Sejarah Artificial Intelligence
Kecerdasan
Buatan (artificial intelligence)
merupakan inovasi baru di bidang ilmu pengetahuan. Mulai ada sejak muncul
komputer modern, yakni pada 1940 dan 1950. Kemampuan mesin elektronika baru
menyimpan sejumlah besar info, memproses dengan kecepatan sangat tinggi
menandingi kemampuan manusia. Ilmu pengetahuan komputer ini khusus ditujukan
dalam perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan
komputer. Pada sistem ini memperlihatkan sifat-sifat khas yang dihubungkan
dengan kecerdasan dalam kelakuan yang sepenuhnya dapat menirukan beberapa
fungsi otak manusia, seperti pengertian bahasa, pengetahuan, pemikiran,
pemecahan, dan masalah.
Pentingnya
kecerdasan buatan menjadi nyata bagi negara-negara yang berperan sejak tahun
1970. Para pemimpin negara yang mengakui potensialnya kecerdasan buatan
mengharap mendapat persetujuan jangka panjang untuk sumber-sumber yang
memerlukan dana intensif. Jepang adalah yang pertama kali melakukan itu. Negara
ini mengembangkan program yang sangat berambisi dalam penelitian kecerdasan
buatan. Sebagai bidang ilmu pengetahuan komputer, kecerdasan buatan sebenarnya
sudah mulai diselidiki pada 1930-an dan 1940-an. Pada saat itu, banyak
cendekiawan mengembangkan ide-ide baru mengenai komputasi.
Logika
matematika menjadi bidang aktif dari penyelidikan kecerdasan buatan, karena
sistem logika deduktif telah berhasil diimplementasikan dalam program-program
komputer. Seorang ahli matematika bernama Alan Turing, yang memiliki sumbangan
besar dalam pengembangan teori kemampuan penghitungan (computability),
mengusulkan tes untuk melihat bisa atau tidaknya mesin memberikan respon
terhadap seangkaian pertanyaan (agar mesin dapat dikatakan cerdas). Uji yang
dilakukan adalah dengan mengukur kinerja (performance) mesin cerdas. Uji Alan
Turing menjadi dasar bagi banyak strategi yang digunakan dengan menilai
program-program kecerdasan buatan.
Pada
awalnya, kecerdasan buatan hanya ada di universitas-universitas dan
laboratorium penelitian, serta hanya sedikit produk yang dihasilkan dan
dikembangkan. Menjelang akhir 1970-an dan 1980-an, mulai dikembangkan secara
penuh dan hasilnya berangsur-angsur dipublikasikan di khalayak umum.
Permasalahan di dalam kecerdasan buatan akan selalu bertambah dan berkembang
seiring dengan laju perkembangan zaman menuju arah globalisasi dalam setiap
aspek kehidupan manusia, yang membawa persoalan-persoalan yang semakin beragam
pula.
Program
kecerdasan buatan lebih sederhana dalam pengoperasiannya, sehingga banyak
membantu pemakai. Program konvensional dijalankan secara prosedural dan kaku,
rangkaian tahap solusinya sudah didefinisikan secara tepat oleh pemrogramnya. Sebaliknya,
pada program kecerdasan buatan untuk mendapatkan solusi yang memuaskan
dilakukan pendekatan trial and error, mirip seperti apa yang dilakukan oleh
manusia.
2.
Hubungan Artificial Intelligence Dan Kognisi Manusia
Kecerdasan buatan
adalah ilmu komputer yang membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan
seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia dan dapat menirukan perilaku
manusia.
Kognisi manusia adalah
suatu proses mental atau suatu aktivitas pikiran manusia dalam mengetahui dan
memahami suatu informasi yang didapat dari lingkungan sekitarnya. Jika
kita dapat menjelaskan bagaimana manusia berfikir maka kita dapat membuat komputer
pintar yang bekerja untuk kita serta memahami bagaimana kita menyimpan dan
memanggil kembali suatu informasi akan membantu kita dalam membuat database
yang lebih baik
Artificial Intelligence (AI)
atau kecerdasan buatan adalah sebuah bidang keilmuan yang mengimplementasikan
metode dan teknik pada mesin agar dapat menirukan kecerdasan manusia
dalam membuat keputusan atau melakukan sebuah aksi. Mesin tersebut berupa
sistem komputer atau robot intelegensi.
Seperti
Sylogisme logika dari Aristoteles
·
Socrates adalah manusia
·
Semua manusia akan mati
·
Socrataes akan mati
Tradisi
logika dalam AI berharap untuk membangun sebuah program untuk membuat sistem
cerdas
Hal
ini dapat dilihat bagaimana cara kerja kecerdasan buatan dan kognisi manusia.
Dimana kognisi manusia menerima sebuah stimulus kemudian diproses lalu
menghasilkan sebuah respon. Sedangkan kecerdasan buatan menerima sebuah input
yang diproses dan kemudian mengeluarkan sebuah output berupa keputusan. Dari
cara kerja kecerdasan buatan dan kognisi manusia hampir sama, yaitu kesamaan
dalam proses belajar dan proses berfikir. Tetapi kecerdasan buatan dibuat untuk
menyamai proses belajar dan proses berfikir pada manusia.
3. Hubungan Artificial Intelligence
Dan Sistem Pakar
Sistem
pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan “knowledgebased system” yaitu suatu aplikasi komputer yang ditujukan
untuk membantu pengambilan keputusan atau pemecahan persoalan dalam bidang yang
spesifik. Sistem ini bekerja dengan menggunakan pengetahuan (knowledge) dan
metode analisis yang telah didefinisikan terlebih dahulu oleh pakar yang sesuai
dengan bidang keahliannya. Sistem ini disebut sistem pakar karena fungsi dan
perannya sama seperti seorang ahli yang harus memiliki pengetahuan, pengalaman
dalam memecahkan suatu persoalan. Sistem biasanya berfungsi sebagai kunci
penting yang akan membantu suatu sistem pendukung keputusan atau sistem
pendukung eksekutif.
Menurut
Achmad (2006), sistem pakar adalah usaha untuk menirukan seorang pakar.
Biasanya sistem pakar berupa perangkat lunak pengambil keputusan yang mapu
mencapai tingkat performa yang sebanding seorang pakar dalam bidang problem
yang khusus dan sempit.
Sistem
pakar telah dibuat untuk memecahkan masalah-masalah dalam berbagai bidang,
antara lain matematika, teknik, kedokteran, ilmu komputer, sampai bidang hukum.
Walaupun sistem pakar sebagai sistem komputer yang dalam berbagai hal
bekerjanya jauh lebih baik dari manusia atau ahli, tetapi kita tidak bisa
menghilangkan begitu saja faktor manusia dan digantikan oleh sistem komputer,
karena pada banyak situasi keahlian manusia tetap dibutuhkan, sebab kemampuan
komputer terbatas. Salah satu metode yang paling umum untuk merepresentasikan
pengetahuan adalah dalam bentuk tipe aturan (rule) IF..THEN (jika..maka). Konsep
dasar dari suatu sistem pakar mengandung beberapa unsur atau elemen, yaitu
keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferesi, aturan dan kemampuan
menjelaskan.
Contoh
artificial intelligence dan sistem
pakar
1. Permainan
(game) : tic-tac-toe, chess, backgammon, poker l
2. Pemrosesan
bahasa alami : Percakapan menara kontrol, ringkasan stock pasar l
3. Aplikasi
industri : Diagnosa pabrik, perencanaan produksi
4. Kinerja
level pakar : Biologi molekul, konfigurasi komputer
Sistem Pakar
(Eliza, Parry dan Net Talk)
Eliza,
Parry dan Nettalk adalah beberapa contoh dari chatterbot. Chatterbot itu
sendiri merupakan sebuah program komputer yang dirancang untuk menstimulasi
percakapan intelektual dengan satu atau lebih manusia secara audio maupun
teks. Chatterbot dikategorikan sebagai kecerdasan buatan atau artificial
intelligence, yang dimanfaatkan untuk tujuan praktis seperti bantuan online,
layanan personal, atau diskusi informasi, dalam hal ini dapat dilihat fungsi
program sebagai suatu jenis agen percakapan (conversational agent). Berikut ini
saya akan menjelaskan satu persatu dari chatterbot tersebut:
Program
yang dipublikasikan oleh Joseph Weizenbaum pada tahun 1966, yang dapat
mengelabui pengguna hingga mempercayai bahwa mereka sedang bercakap-cakap
dengan manusia nyata. Tujuan dari pembuatan program ini adalah untuk meniru
pembicaraan antara seorang psikolog dan pasiennya, dalam hal ini,
ELIZA
Eliza
berperan sebagai psikoterapis dan memberikan saran dan nasihat tentang masalah
penggunanya. Kunci metode operasional Eliza melibatkan rekognisi dari isyarat
kata-kata atau kalimat input, dan output berupa tanggapan yang telah
dipersiapkan atau diprogram, yang dapat meneruskan percakapan dengan suatu cara
sehingga tampak bermakna.
PARRY
Parry
dibuat pada tahun 1972 oleh psikiatris Kenneth Colby ketika di Universitas
Stanford. Parry bertujuan untuk merefleksikan pikiran pasien dengan mental
paranoid yang serius. Program ini menjalankan model mentahan dari prilaku schizophren paranoid
berdasarkan konsep, konseptualisasi dan kepercayaan (penilaian tentang
konseptualisasi: penerimaan, penolakan, dan netral). Ini juga menggunakan
strategi percakapan, lebih serius dan merupakan program lanjutan dari ELIZA.
NETTALK
Connectionism adalah
gerakan dalam ilmu kognitif yang berharap untuk menjelaskan kemampuan
intelektual manusia menggunakan jaringan syaraf tiruan (juga dikenal sebagai
jaringan syaraf atau jaring syaraf). Jaringan syaraf disederhanakan model otak
terdiri dari sejumlah besar unit (young analog neuron) bersama-sama dengan
bobot yang mengukur kekuatan hubungan antara unit. Model ini berat efek dari
sinaps yang menghubungkan satu neuron yang lain. Percobaan pada model semacam
ini telah menunjukkan kemampuan untuk mempelajari keterampilan seperti
pengenalan wajah, membaca, dan deteksi struktur gramatikal sederhana.
Connectionists telah
membuat kemajuan yang signifikan dalam menunjukkan kekuatan jaringan saraf
untuk menguasai tugas-tugas kognitif. Berikut adalah tiga percobaan terkenal
yang telah mendorong connectionists untuk percaya bahwa JST model yang baik
dari kecerdasan manusia. Salah satu yang paling menarik dari upaya tersebut
adalah kerja 1987 Sejnowski dan Rosenberg di jaring yang dapat membaca teks
bahasa Inggris disebut NETtalk. Pelatihan ditetapkan untuk NETtalk adalah basis
data yang besar terdiri dari teks bahasa Inggris ditambah dengan output yang
sesuai fonetik-nya, yang ditulis dalam kode yang cocok untuk digunakan dengan
synthesizer pidato. Tape kinerja NETtalk di berbagai tahap pelatihan
mendengarkan sangat menarik. Pada awalnya output random noise. Kemudian, bersih
suara seperti itu mengoceh, dan kemudian masih seolah-olah itu adalah berbahasa
Inggris double-talk (pidato yang dibentuk dari suara yang menyerupai kata dalam
bahasa Inggris). Pada akhir pelatihan, NETtalk melakukan pekerjaan yang cukup
baik mengucapkan teks diberikan. Selain itu, kemampuan ini generalizes cukup
baik untuk teks yang tidak disajikan pada training set.
4. Artificial Intelligence Sebagai Expert
System
Menurut
Rich (2009) kecerdasan buatan AI adalah studi tentang bagaimana membuat
komputer melakukan hal-hal yang, pada saat ini, lebih baik daripada
orang/manusia melakukannya. Sedangkan dalam Ensiklopedia of Britannica
menyatakan bahwa AI adalah kecerdasan buatan ialah cabang ilmu komputer yang
dalam mempresentasikan pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk
symbol-symbol daripada bilangan dan memproses informasi berdasarkan model
heuristic atau dalam kata lain berdasarkan sejumlah aturan tertentu.
Kecerdasan
buatan (Artificial Intelligence) adalah
aktivitas penyediaan mesin seperti computer dengan kemampuan untuk menghasilkan
perilaku yang akan dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut
ditampilkan oleh manusia. Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merupakan aplikasi computer yang paling
canggih karena aplikasi ini berusaha mencontoh cara pemikiran manusia.
Sistem
Pakar (Expert System) adalah usaha
untuk menirukan seorang pakar. Biasanya, Sistem Pakar berupa perangkat lunak
pengambil keputusan yang mampu mencapai tingkat performa yang sebanding sengan
seorang pakar dalam bidang problem yang khusus dan sempit. Ide dasarnya adalah
kepakaran ditransfer dari seorang pakar atau sumber kepakaran lain ke komputer,
pengetahuan yang ada di simpan dalam komputer, dan pengguna dapat berkonsultasi
pada komputer itu untuk suatu nasehat, lalu kemudian komputer dapat mengambil
inferensi (menyimpulkan, mendeduksi, dll) seperti layaknya seorang pakar. Dan
selanjutnya komputer akan menjelaskan ke pengguna tersebut, dengan
alasan-alasannya bila perlu.
Rich,
Elaine., Knight, Kevin & Nair, B. Shivasankar (2009) “Artificial Intelligence”, Third Edition,
Tata McGraw-Hill Inc.
Achmad,
B. (2006). Kecerdasan buatan. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada
Kusrini.
(2006). Sistem pakar, teori dan
aplikasi. Andi: Yogyakarta
Kusumadewi,
S. (2003). Artificial intelligence
(teknik dan aplikasinya). Tanggerang: Graha Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar