Apakah
dengan mengkategorikan kepribadian berdasarkan golongan darah adalah sesuatu
yang valid atau sama saja dengan tidak jelasnya dengan astrologi?
Penelitian yang dilakukan pada tahun 1927 oleh seorang
profesor asal Jepang yang bernama Takeji Furukawa ini
mengemukakan sebuah teori terkait hubungan antara ke empat jenis golongan darah
dan sejumlah tempramen yang berbeda-beda pada masing-masing jenis golongan
darah. Saking menariknya, "The Study of Temprament Through
Blood Type" nya ini pun mendapat dukungan dan dorongan dari
masyarakat Jepang dan pemerintahan setempat dalam hal menilai golongan darah
sebagai penentu kepribadian seseorang.
Pada tahun 1970-an, Masahiko Nomi menghidupkan
kembali gagasan hubungan kepribadian dengan golongan darah tersebut melalui
bukunya. Sampai pada tahun 2008, empat buku tentang kepribadian dan
golongan darah ini pun menjadi buku terlaris di Jepang waktu itu.
Pada tahun 1901 lalu, metode untuk menentukan ke empat jenis
golongan darah yang sekarang kita kenal ini baru ditemukan. Penemunya bernama Karl Landdsteiner seorang ilmuwan dari
Australia.
Pada masa itu, sang ilmuwan ini penasaran, kenapa pada saat
melakukan transfusi darah, ada beberapa pasien yang menjalani transfusi dengan
berhasil, tapi ada pula pasien yang meninggal ketika transfusi dilakukan. Jika
semua darah sama aja, kenapa ada transfusi yang berhasil, dan ada yang tidak?
Hasil penelitiannya untuk menjawab pertanyaan tersebut kemudian Karl
Landsteiner memenangkan Nobel pada 1930.
Apakah
benar protein di permukaan sel darah merah, yang pada dasarnya berfungsi
sebagai pemicu respon imun tubuh, bisa digunakan untuk menentukan kepribadian
seseorang?
Dan
jawabannya adalah TIDAK BENAR! antigen itu kaitannya ke respon
imunitas tubuh. Tidak ada hubungannya dengan kepribadian manusia yang
kompleks. Kepribadian manusia dipengaruhi oleh kombinasi antara faktor gen,
sirkuit otak, level hormon, dan pengaruh lingkungan, tapi sama sekali tidak ada
hubungannya dengan golongan darah.
Mudah sekali menemukan orang dengan
golongan darah yang sama, tapi memiliki kepribadian yang bertolak belakang,
kenapa?
Sudah
banyak studi ilmiah yang mempertegas kontradiksi ini. Misalnya, Kunher Wu
dkk. (2005) melakukan survei terhadap 2.681 siswa SMA di Taiwan untuk
melihat hubungan antara golongan darah dan kepribadian. Studi ini juga
memperhatikan faktor lain dan jawaban survei, seperti prestasi akademik, indeks
massa tubuh, hingga kepercayaan seseorang terhadap konsep golongan darah.
Studi
ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara kepribadian dan golongan
darah. Kengo Nawata (2014), seorang psikolog sosial Jepang, menganalisis
secara statistik kaitan antara golongan darah dan kepribadian pada 10.000 orang
Jepang dan Amerika. Ia menemukan bahwa tidak ada relevansi antara golongan
darah dan kepribadian seseorang. Studi di Australia (2003) juga
sampai pada kesimpulan bahwa mengaitkan kepribadian seseorang dengan golongan
darah tidak punya dasar yang valid.
Lalu kenapa kok sistem golongan darah
itu kayaknya benar? Kok sepertinya cocok dengan kepribadian saya?
Untuk
menjawab pertanyaan ini, karena ada pembagian
kepribadian berdasarkan golongan darah kayaknya benar, semata-mata
karena kekeliruan dalam berpikir (logical
fallacy).
Validasi
subjektif/bias selektif adalah kecenderungan orang untuk menganggap sepotong
informasi menjadi benar jika memiliki makna pribadi atau penting bagi mereka.
Hal ini layaknya memanen buah ceri, dipilih yang bagus dan sudah ranum saja.
Orang dengan kesalahan logika ini tidak memedulikan kasus atau informasi lain
jika bertolak belakang dengan kepercayaannya. Sekalinya ada komik golongan
darah yang kamu rasa ngena banget dengan diri, kamu klik “Share” dan tulis
status heboh, “Wah bener banget nih”. Tapi sekalinya ada deskripsi
yang kurang ngena, ya kamu lanjut aja gitu scroll ke timeline bawah.
Lalu
mengapa orang – orang disekitar kita percaya jika golongan darah bisa
mempengaruhi kepribadian seseorang?
Karena "The Study of Temprament Through
Blood Type" didukung oleh masyarakat jepang. Sampai pada tahun 2008, empat buku tentang kepribadian
dan golongan darah ini pun menjadi buku terlaris di Jepang waktu itu.
Bahkan dalam beberapa kasus, ada kelas-kelas TK di Jepang
kadang dibagi berdasarkan golongan darah sehingga diharapkan teknik pengajaran
dapat disesuaikan dengan kepribadian individu. Saking pentingnya untuk
mengenali karakter orang lain, masyarakat Jepang suka shock kalo
ada bule (warga negara asing), lagi singgah/kerja di Jepang, yang tidak tau
golongan darah sendiri, “Kok Anda bisa tidak tahu golongan darah Anda? Ah,
Anda pasti A, kan?!” Ketsuiki-gata pun merupakan bisnis
yang laku di Jepang. Pada 2008, empat dari buku top best seller di
Jepang adalah buku pedoman kepribadian berdasarkan golongan darah. Kamu juga
pasti lumayan sering melihat topik ini di berbagai manga atau anime Jepang.
Apakah ini ada dampak negatifnya?
Ada banyak laporan bahwa penggunaan katsueki-gata telah
mengakibatkan kasus intimidasi di lingkungan TK, bullying pada orang dengan gol.darah AB (kelompok
minoritas 10% di Jepang) di lingkungan SMA, hilangnya kesempatan berkarir, hingga
berakhirnya hubungan asmara yang bahagia hanya karena masalah golongan
darah. Masalah sosial ini bahkan sudah punya istilah khusus,
yaitu pelecehan golongan darah atau bura hara.
Mungkin gak terbayangkan sebelumnya, sesuatu yang keliatannya
simpel, jika ditelusuri dengan rasa penasaran mendalam, bisa nyambung ke
mana-mana. Siapa sangka, komik lucu yang terlihat tidak membahayakan bisa
membahayakn seperti masalah sosial di Jepang. Saya tentunya sangat berharap ini
bisa jadi bahan renungan, bukan hanya untuk konsep golongan darah, melainkan
juga untuk konsep-konsep lain yang telah menjadi stereotype dan
menimbulkan ketidakadilan dalam hidup kita bermasyarakat.
Sumber : Ketsuekigata Tsukiai Aisyougaku, Ketsuekigata Omoshiro Dokuhon dan Geniuz
Dani Maharani
Ilmu Budaya Dasar
Manusia dan Keadilan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar