ILMU BUDAYA DASAR
MUSEUM SATRIA MANDALA
Adhim Faiz
10516130
Asyavira Yulia
11516167
Dani Maharani
1151694
Diga Muhammad
R.J 12516006
Kania Andriyanti
13516810
Museum
pusat ABRI merupakan gedung yang besar dan megah. Gedung ini dahulu bernama Wisma
Yaso, terletak di Jln. Gatot Subroto, Jakarta Selatan dan dibangun pada
tahun 1960. Semula gedung ini merupakan tempat kediaman Nyonya Ratna Sari Dewi
Sukarno, salah satu isteri Presiden Sukarno. Gagasan untuk mendirikan museum
ABRI dicetuskan oleh Kepala Pusat Sejarah ABRI saat itu, Drs. Nugroho
Notosusanto. Pembangunannya dimulai sejak 15 November 1971, dan baru selesai
pada tahun 1979, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 5 Oktober
1972. Museum Satria Mandala berada di dalam lingkungan Pusjarah TNI dan
menampilkan secara visual tahapan-tahapan perjuangan rakyat Indonesia.
Tujuan
didirikannya museum untuk mengabadikan peristiwa-peristiwa bersejarah dari
perjuangan bangsa Indonesia yang berintikan TNI/ABRI sejak Proklamasi 1945 yang
berisi sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya sejarah perjuangan TNI
dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan, serta menyimpan dan
memamerkan benda-benda peninggalan yang memiliki aspek Hankam/ABRI. Satria
Mandala berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya lingkungan keramat
para ksatria.
Dalam museum ini
dapat ditemui berbagai koleksi peralatan perang di Indonesia,
dari masa lampau sampai modern seperti koleksi ranjau, rudal, torpedo,tank, meriam bahkan helikopter dan pesawat
terbang (satu diantaranya adalah pesawat Cureng yang
pernah diterbangkan oleh Marsekal Udara Agustinus Adi Sucipto)
serta
tandu yang dipergunakan Panglima Besar Jenderal Sudriman saat bergerilya
melawan penjajah yang konon tandu ini diperkirakan telah menempuh jarak lebih
dari 1.000 km.
Selain
itu museum ini juga menyimpan berbagai berbagai benda bersejarah yang berkaitan
dengan TNI seperti aneka senjata berat maupun ringan, atribut ketentaraan, panji-panji dan
lambang-lambang di lingkungan TNI. Selain itu di museum ini dipamerkan juga tandu yang
dipergunakan untuk mengusung Panglima Besar Jenderal Soedirman saat
dia bergerilya dalam keadaan sakit melawan pendudukan kembali Belanda pada
era 1940-an.
Masih
dalam kompleks Museum TNI Satriamandala ini terdapat juga Museum Waspada
Purbawisesa yang menampilkan diorama ketika
TNI bersama-sama dengan rakyat menumpas gerombolan separatisDI/TII di Jawa Barat, Jawa
Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan dan Sulawesi
Selatan pada ear tahun 1960-an. Fasilitas lainnya yang ada di Museum
TNI Satria Mandala ini antara lain adalah Taman Bacaan Anak, Kios Cinderamata,
Kantin serta Gedung Serbaguna yang berkapasitas 600 kursi.
Di
Satria Mandala Terdapat Ruangan Seperti :
1. Ruang Diorama
Kemudian memasuki lorong yang berisi diorama
menggambarkan peristiwa dan perjuangan TNI, berjumlah 74 diorama. Ada banyak
diorama yang menceritakan peristiwa-
peristiwa seputar perjuangan rakyat Indonesia dalam
masa perang kemerdekaan. Menggambarkan tentang sejarah kelahiran Tentara
Nasional Indonesia (TNI). Yang di dalamnya terdapat Gedung Waspada Purbawisesa
yang menyajikan diorama yang menggambarkan perjuangan TNI bersama-sama rakyat
dalam menumpas gerombolan separatis DI/TII. Diorama yang menggambarkan
peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945. Peristiwa ini berlangsung pada pukul
10.00 WIB dan bertempatan di Jalan Pegangsaan Timur 56. Ir. Soekarno didampingi
dengan Moh. Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian
dilanjutkan dengan pengibaran bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya.
Lanjut ke ruangan diorama II yang isinya kurang lebih sama dengan ruangan
diorama. Di ruangan ini, terdapat diorama yang menggambarkan perebutan
Pangkalan Udara Bugis Malang. Perisitwa ini terjadi pada tanggal 18 September
1945. Jadi sejarahnya pangkalan udara Bugis diserbu dan berhasil diduduki oleh
rakyat.
2. Ruangan
Jendral Soedirman
Mengenai sejarah singkat kehidupan Panglima Besar
Soedirman, beliau lahir pada tanggal 24 Januari 1946 di dukuh Rembang, Purbalingga.
Sejak bayi diambil sebagai anak oleh Tjokrosunaryo, seorang pensiuanan Wedana.
Dalam usia 7 tahun Soedirman memasuki HIS ( Hollands Inlandsche School = SD )
Negeri Cilacap. Menurut beberapa sumber, setelah lulus dari HIS, Sudirman
kemudian masuk ke Taman Dewasa (SLTP di Taman Siswa).
Tahun 1932 Ia masuk MULO (Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs = SMP) Wiworo Tomo. Pada masa pendudukan Jepang, tahun 1944 Ia
mengikuti latihan PETA (Pembela Tanah Air) angkatan kedua di Bogor. Sesudah itu
ia diangkat menjadi Daidanco (Komandan Batalyon) yang berkedudukan di Kroya,
Banyumas. Ia tetap berada di Kroya waktu kemerdekaan Indonesia diproklamerkan.
Sebagai ketua BKR (Badan Keamanan Rakyat) Karesidenan Banyumas dimulailah
usahanya merebut kekuasaan dari tangan Jepang. Dengan dibentuknya TKR (Tentara
Keamanan Rakyat) maka secara otomatis BKR Banyumas meleburkan diri ke dalamnya.
Soedirman diangkat menjadi Komandan Divisi V (daerah Banyumas) .
Serangan umum yang dilancarkan Soedirman pada
tanggal 12 Desember 1945, membuahkan kemenangan di dalam pertempuran Ambarawa
melawan pasukan serikat. Atas
kemenangan tersebut Pemerintah melantik Soedriman
sebagai Panglima Besar pada tanggal 18 Desember 1945 dengan pangkat Jenderal.
Ketika Belanda melancarkan agresinya yang kedua tanggal 19 Desember 1948 dalam
keadaaan sakit Jenderal Soedirman masih tetap berjuang bersama anak buahnya
dengan ditandu. Selama itu pula Belanda tak bisa menangkap Jenderal Soedirman
dengan semboyan perjuangannya,” Sanggup mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan Negara Republik Indonesia yang telah diproklamerkan pada tanggal 17
Agustus 1945,” selain itu juga ada sebuah kursi tandu koleksi Museum Satria
Mandala, yang digunakan untuk mengangkut Jenderal Soedirman ketika bergerilya
melawan tentara Belanda semasa perang kemerdekaan. Jenderal Soedirman memimpin
gerilya selama delapan bulan antara tahun 1948-1949, dengan menempuh jarak
sekitar 1000 km di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
3. Ruangan
Jendral Urip Sumoharjo.
Adalah tokoh yang berjasa dalam membangun Tentara
Nasional Indonesia (TNI). Perannya dalam membentuk angkatan perang yang kuat
dan modern untuk melindungi bangsa Indonesia cukup sentral. Karena itu bersama
jendral Soederman, Jendral Urip Sumoharjo sebagai Bapak Angkatan Perang
Republik Indonesia.
4. Ruang
Diorama
Kemudian memasuki lorong yang berisi diorama
menggambarkan peristiwa dan perjuangan TNI, berjumlah 74 diorama. Ada banyak
diorama yang menceritakan peristiwa-peristiwa seputar perjuangan rakyat
Indonesia dalam masa perang kemerdekaan. Menggambarkan tentang sejarah
kelahiran Tentara Nasional Indonesia (TNI).
5. Gedung Waspada Purbawisesa
Yang di dalamnya terdapat Gedung Waspada Purbawisesa yang menyajikan diorama yang menggambarkan perjuangan TNI bersama-sama rakyat dalam menumpas gerombolan separatis DI/TII. Diorama yang menggambarkan peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945. Peristiwa ini berlangsung pada pukul 10.00 WIB dan bertempatan di Jalan Pegangsaan Timur 56. Ir. Soekarno didampingi dengan Moh. Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan pengibaran bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya. Lanjut ke ruangan diorama II yang isinya kurang lebih sama dengan ruangan diorama. Di ruangan ini, terdapat diorama yang menggambarkan perebutan Pangkalan Udara Bugis Malang. Perisitwa ini terjadi pada tanggal 18 September 1945. Jadi sejarahnya pangkalan udara Bugis diserbu dan berhasil diduduki oleh rakyat.
Yang di dalamnya terdapat Gedung Waspada Purbawisesa yang menyajikan diorama yang menggambarkan perjuangan TNI bersama-sama rakyat dalam menumpas gerombolan separatis DI/TII. Diorama yang menggambarkan peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945. Peristiwa ini berlangsung pada pukul 10.00 WIB dan bertempatan di Jalan Pegangsaan Timur 56. Ir. Soekarno didampingi dengan Moh. Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan pengibaran bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya. Lanjut ke ruangan diorama II yang isinya kurang lebih sama dengan ruangan diorama. Di ruangan ini, terdapat diorama yang menggambarkan perebutan Pangkalan Udara Bugis Malang. Perisitwa ini terjadi pada tanggal 18 September 1945. Jadi sejarahnya pangkalan udara Bugis diserbu dan berhasil diduduki oleh rakyat.
6. Ruangan Jendral
Urip Sumoharjo.
Adalah tokoh yang berjasa dalam membangun Tentara
Nasional Indonesia (TNI). Perannya dalam membentuk angkatan perang yang kuat
dan modern untuk melindungi bangsa Indonesia cukup sentral. Karena itu bersama
jendral Soederman, Jendral Urip Sumoharjo sebagai Bapak Angkatan Perang
Republik Indonesia.
7. Ruang Tanda Jasa
Pada ruang tanda jasa ini berisi mengenai
mendali-mendali penghargaan yang di berikan kepada orang yang berjasa membela
negara Indonesia. Selain itu juga berisi mengenai berbagai jenis bintang,
lencana lengkap dengan pakaian yang pernah di gunakan pada zaman dahulu yang
dipergunakan oleh TNI.
Dan
untuk bisa masuk ke dalam Museum Satria Mandala ini, kita cukup membayar tiket masuk sebesar Rp.
5,000, bila kita membawa kamera juga di hitung biaya partisipasi sebesar Rp. 10,000
dan biaya parkir mobil Rp. 5,000 motor Rp. 2,000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar